بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Kamis, 11 Juli 2013

Penyingkiran Morsi Menunjukkan Mengapa Mesir Perlu Islam Yang Berkuasa, Bukan Hanya Muslim Yang Bekuasa

 
Presiden Morsi digulingkan oleh militer Mesir, kemudian Hakim Agung Adly Mansour dilantik sebagai presiden sementara dan peta jalan politik telah dibuat. Argumennya adalah bahwa pemerintah Morsi bersikap eksklusif, tidak kompeten dan mengejar agenda Islam.
Meskipun demikian, bahkan hingga hari ini, sebagian pemimpin partai Islam di Mesir berbicara mengenai pemulihan demokrasi sedangkan kelompok sekuler ‘pro-demokrasi’ merayakan fakta bahwa mereka telah secara sepihak menyingkirkan penguasa yang terpilih secara demokratis. Tidak mengherankan, pemerintah Barat yang mengklaim sebagai kampiun demokrasi berbaris mendukung penggulingan Morsi. Hal ini juga tidak mengherankan karena mereka mendukung rezim Mubarak yang otoriter selama puluhan tahun karena yang terpenting bagi mereka adalah mengamankan pengaruh dan kepentingannya di dunia Muslim – dan bukan keyakinan yang mendalam bagi beberapa prinsip.
Apakah ini merupakan kegagalan ‘Islam politik’? Apa pelajaran yang bisa diperoleh? Bagaimana bisa terjadi perubahan yang nyata dan mendasar di Mesir dan dunia Muslim pada umumnya?
Apa yang bisa dilakukan Morsi?
Setelah jatuhnya Mubarak, masyarakat Mesir terpecah pendapatnya mengenai sistem apa yang harus memerintah negara. Daripada berlarut-larut berusaha menjawab pertanyaan ini, fokus yang seharusnya dilakukan adalah pada pemilihan politisi baru. Jadi dalam kenyataannya, sistem sekuler yang dikendalikan Amerika sebagian besar masih tetap utuh. Kaeum muslim memperoleh kekuasaan, namun Islam tidak memperoleh kekuasaan. Selanjutnya, kita melihat krisis politik sebagai masyarakat yang terpecah menjadi lebih terpolarisasi. Ini adalah konsekuensi alami karena tidak menyelesaikan pertanyaan mendasar. Hal ini menunjukkan kesalahan gagasan bahwa seseorang bisa secara bertahap meng-’Islamisasi’ sistem dengan cara mengambil kekuasaan dengan mengendalikan sistem yang tidak Islami dan menerapkan Islam secara bertahap. Melalui militer, AS memastikan bahwa sistem pemerintahan di Mesir secara efektif masih tetap sama untuk melayani kepentingannya.
Apa yang bisa dilakukan Morsi bagi perekonomian? Bagaimana Islam dapat memberikan solusi atas masalah-masalah sosial-ekonomi?
Ketika berkuasa, pemerintah Morsi dihadapkan pada sejumlah tantangan – salah satunya adalah keharusan menegakkan kekuasaan Islam dan pada saat yang sama memberikan sebagian hasil praktis kepada rakyat, seperti memperbaiki perekonomian. Salah satu kegagalan yang jelas adalah bahwa pemerintah membiarkan prinsip-prinsip Islam seolah muncul bertentangan dengan peningkatan kehidupan masyarakat. Dikotomi ini tidak seharusnya terjadi. Prinsip-prinsip Islam tertentu seharusnya dijelaskan dan kemudian digunakan untuk menangani masalah yang sebenarnya. Kegagalan untuk memberikan solusi ekonomi memungkinkan terjadinya pertentangan ini untuk memenangkan orang-orang yang melihat meroketnya harga pangan, listrik dan kekurangan bahan bakar dan situasi ekonomi yang memburuk.
Sayangnya, dari sisi ekonomi, solusi yang diusulkan adalah kebijakan ekonomi yang juga liberal: pinjaman dari IMF, lebih membicarakan privatisasi dan peningkatkan industri pariwisata – yang menjadikan negara ini rentan ketika asing memutuskan untuk menjauh seperti yang terjadi sekarang .
Sebuah negara Islam Khilafah yang modern yang menerapkan prinsip-prinsip Islam dapat menerapkan berbagai langkah. Misalnya, Mesir tahun lalu mencoba untuk meminjam uang dari IMF untuk mendapatkan dana yang diperlukan. Namun, mengingat bahwa sebagian besar dari pengeluaran pemerintah sebenarnya dihabiskan untuk melayani dan membayar utang yang ada yang berbasis riba, maka akan sangat tepat untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dan menghentikan pembayaran tersebut dan segera menyediakan $ 3 milyar itu untuk dihabiskan pada pelayanan penting. Bagi mereka yang memperdebatkan kemungkinan terjadinya penurunan peringkat kredit Mesir, seseorang akan berpendapat bahwa negara Khilafah akan menggunakan kebijakan Islam untuk tidak meminjam dari pasar internasional dengan riba; memiliki mata uang yang didukung penuh emas dan perak, dan menggunakan langkah-langkah Syariah anti-penimbunan untuk memaksa modal Mesir agar beredar dalam perekonomian.
Kebijakan lain dapat mencakup:
* Pembatalan segera seluruh riba, dan penghapusan pound Mesir dan keterikatannya dengan dolar. Pemberlakuan mata uang baru berdasarkan standar emas – dan tanpa riba dan tanpa ada kaitan dengan dolar – akan membantu melindungi perekonomian dari fluktuasi harga / inflasi yang saat ini mempengaruhinya.
* Beban pajak segera berpindah kepada modal (sebagaimana diperintahkan Islam) daripada kepada pendapatan
* Suatu program untuk membangun perumahan berharga ekonomis dan berkelanjutan bagi mereka saat menjadi tunawisma dan hidup di City of the Dead (Necropolis – Kairo)
* Semua perjanjian internasional yang ditandatangani oleh rezim yang tidak sah sebelumnya akan dianggap batal demi hukum, dan akan ditempuh kebijakan luar negeri berdasarkan pemersatu dunia Islam, sehingga memanfaatkan sumber daya yang luas dari umat Islam.
Apakah berpaling kepada Barat bisa memecahkan masalah?
Terdiri dari siapapun pemerintah baru, adalah mungkin untuk memprediksi kebijakan-kebijakan yang akan dilakukannya. Hal ini karena, apa yang terjadi di seluruh dunia Islam adalah sistem kapitalis yang gagal yang dicontoh dan diambil dari Barat dan dipimpin oleh para elit yang korup. Demokrasi dijual sebagai bentuk terbaik dari pemerintahan dan cara terbaik untuk menjaga kaum minoritas – sementara banyak orang di Barat yang melepaskan diri dari proses demokrasi mengatakan karena demokrasi melayani kepentingan kaum elit dan pendukung bisnis mereka.
Meskipun demikian, banyak orang – termasuk sebagian aktivis Islam –  yang terus mengkampanyekan solusi ekonomi sekuler dan kapitalis daripada mencari ide-ide Islam baru dan mencoba dan menguji solusi yang dapat diterapkan di dunia saat ini. Solusi kapitalis telah gagal sebagaimana dapat dilihat dari masyarakat Barat yang mengalami krisis ekonomi dan sosial, dan hilangnya kepercayaan pada demokrasi dan pada solusi ekonomi liberal.
Apa yang seharusnya dilakukan kelompok-kelompok Islam kedepan?
Sebagian Muslim dan aktivis Islam mengeluh bahwa ada banyak kaum Muslim yang gembira dengan pelengseran Presiden Morsi, dengan menyebut orang-orang itu sebagai orang-orang ‘jahil’ (bodoh). Kami harus akui bahwa ada paradoks di Mesir dan sebagian dunia Muslim, banyak orang yang cinta Islam, tetapi mereka tidak tahu bagaimana solusi Islam dapat memecahkan masalah keseharian mereka. Disini mereka mencintai Islam, tetapi melihat kepada solusi sekuler untuk memecahkan sebagian masalah kehidupan. Mengapa hal ini mengejutkan? Apakah yang telah diceramahkan di masjid-masjid selama puluhan tahun? Apakah sistem Khilafah lebih dijelaskan sebagai sebuah catatan kaki dalam sejarah kita? Apakah dijelaskan hadis-hadis Nabi (Saw) yang berkaitan dengan kekuasaan, ekonomi dan hubungan luar negeri dan diterapkan pada realitas hari ini? Tidak. Pada seluruh lapisan masyarakat, dan bahkan pada lembaga-lembaga Islam yang terhormat, mereka mempromosikan Islam yang ‘sekuler’ Islam yang terutama berkaitan dengan masalah-masalah individu. Jadi tadi malam, Sheikh Al-Azhar berdiri dan mendukung roadmap politik yang ditetapkan oleh Pemimpin Angkatan Darat Abdel Fattah al-Sisi namun tidak menawarkan sistem Khilafah Islam sebagai alternatif.
Memang, sementara para aktivis sekuler secara terbuka memperdebatkan solusi sekuler, kita temukan sebagian aktivis Islam mengatakan bukan waktu yang tepat untuk membicarakan syari’at Allah (Swt) atau sistem Khilafah dan apa solusi yang ditawarkannya kepada semua lapisan masyarakat – tidak hanya kaum Muslim. Jadi bagaimana masyarakat akan merasa melakukannya? Jika kita tidak mengungkap buruknya solusi kapitalis atau demokrasi liberal, bagaimana orang akan melihat kesalahannya?
Kemunduran sikap yang terakhir ini harus membangunkan seruan dan menjadi pengingat bagi kita untuk dengan bergandengan tangan bekerja lebih keras untuk meyakinkan masyarakat tentang tugas dan kelangsungan hidup menerapkan solusi Islam dengan mendirikan kembali negara Khilafah Islam.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” [QS 16:89]
Sumber: Khilafah.com (4/7) [kcom/htipress/syabab.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar