Alasan Politis Menolak Miss World 2013
Oleh: Hanif Kristianto (Lajnah Siyasiyah HTI Jawa Timur)
Hiruk pikuk penolakan kontes Miss World 2013 begitu
menggema. Di sisi lain, dukungan pun mengalir deras dari berbagai
elemen yang setuju. Pro-kontra tidak terelakkan. Semua menggunakan dalil
dan dalih masing-masing. Hal ini sebagai upaya untuk membenarkan
tindakannya. Pihak yang menolak kontes Miss World 2013 beralasan, kontes
ini merupakan ajang kemaksiatan pamer aurat. Kontes yang tidak berakar
dari budaya Indonesia. Serta, bertentangan dengan nilai Islam. Sementara
itu, pihak pro beralasan, kontes ini legal. Tidak ada hukum positif
yang dilanggar. Bahkan citra Indonesia bisa lebih baik di ajang
internasional. Wisatawan asing akan banyak berbondong ke Indonesia.
Ujung-ujungnya pendapatan negara meningkat.
Berlepas dari pro dan kontra. Masing-masing mempunyai sudut padang
tertentu. Hal inilah yang menjadikan perdebatan antara boleh dan tidak
kontes ini. Berikut akan dipaparkan beberapa analisis politik di balik
penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Serta, ada apa di balik
penyelenggaraan kontes ini. Sampai-sampai panitia meyakinkan bahwa ini
akan mendatangkan keuntungan.
Islam vs Kapitalis-Liberal
Media massa—cetak dan elektronik—menampilkan pro kontra Miss World.
Media massa merasa mendapat angin segar untuk membentuk opini umum.
Masyarakat digiring dengan opini tertentu. Yang terkadang masyarakat
tidak mempunyai pemahaman yang benar. Karena masyarakat saat ini telah
mengalami disorientasi pemahaman fakta dan sesuatu di balik
peristiwa. Di sisi lain, media massa sebatas pemberi informasi, terlepas
dari setuju atau tidak. Inilah penting bagi siapa pun untuk pandai
memilih informasi. Serta meneilitinya secara seksama.
Pro-kontra penyelenggaraan Miss World ini seperti perang dingin dalam
aspek pemikiran dan tindakan. Pihak pro yang notabene penyelenggara
Miss World merasa hal ini sah-sah saja. Semua sudah diatur sesuai dengan
konten lokal Indonesia. Penyelenggara Miss World mendapat sokongan baik
dana dan opini dari pelaku bisnis media. Maka semakin mudah mereka
menampilkan citra positif. Serta memberikan pengaruh di masyarakat. Tak
ingin dirinya merugi—karena kontes Miss World merupakan
waralaba—penyelenggara menggandeng budayawan, intelektual, LSM, dan
tokoh masyarakat yang sejalan. Tentunya upaya ini meligitimasi bahwa
Kontes Miss World tidak bermasalah. Asalkan memberikan citra positif
dengan menampilkan baju adat, panorama keindahan alam, dan tidak
menampilkan baju renang. Citra positif lain yang menjadi penilaian
didasarkan pada cantik (beauty), kepribadian (behaviour), dan kecerdasan (brain). Pihak pemerintah tidak banyak berkomentar. Karena pihak keamanan sudah memberikan ijin penyelenggaraan kontes ini.
Secara tindakan, Miss World 2013 sudah pada tahap akhir untuk
penyelenggaraan. Bali sebagai salah satu tempat acara kontes telah
menyatakan dukungan penuh melalui Gubernurnya. Meskipun dengan beberapa
syarat tertentu. Karena tamu yang datang dari luar negeri. Pihak
keamanan sudah bersiap siaga memberikan rasa aman bagi semuanya. Demi
kesuksesan acara ini.So, all must go on.Semangat pihak
pendukung ini dapat dianalisis jika didasari oleh sikap meraih
keuntungan materi. Membebaskan segala cara tanpa berpikir dampak
mendasar dari kontes ini. Selama landasan itu yang dipakai. Maka acara
yang serupa lainnya akan dijadikan alasan untuk meraih kebabasan.
Khususnya dalam budaya dan tindakan.
Pihak kontra terhadap kontes Miss World 2013 sejak pertama kali
menegaskan bahwa ini bertentangan dengan Islam. Sudut pandang Islam ini
terpancar dari sikap penolakan dan konsisten elemen umat. Perasaan
Islami ini merupakan bukti bahwa umat Islam tidak tidur. Umat masih
mencintai Islam dengan berbagai syariatnya. Patut disadari bahwa
Indonesia dikenal dunia sebagai negeri muslim terbesar. Jika sampai
Indonesia menyelenggarakan kontes ini, dipastikan dunia akan memberikan stereotip
negatif. Serta membuktikan bahwa nilai-nilai liberal bisa bersanding
dengan Islam. Padahal sesungguhnya Islam tidak bisa bersanding dengan
ideologi apa pun.
Harus disadari bahwa penolakan kontes ini berasal dari kedalaman
iman. Bukan sekadar tidak sesuai dengan kebudayaan atau kearifan lokal.
Memang tidak dapat dipungkiri, kontes serupa juga sering digelar di
Indonesia. Apabila kontes Miss World 2013 jadi dihelat. Maka semakin
menunjukan jika negeri ini semakin menuju kepada liberalisasi budaya dan
hidup. Sudah negeri ini dirudung berbagai masalah pada aspek hukum,
politik, dan lainnya. Ditambah lagi liberalisasi budaya dan kehidupan.
Apa jadinya negeri ini?
Umat seharusnya sadar secara politik. Upaya sistemis yang terus
ditujukan ke dunia Islam tidaklah pernah surut. Berbagai model dan
bentuk akan terus diupayakan. Baik cara-cara halus maupun kasar. Melalui
upaya liberalisasi budaya, umat akan semakin diacuhkan dan dijauhkan
dari Islam. Pasalnya, pesona Islam bagi musuh Islam merupakan penghalang
mereka mereguk keuntungan. Dari sisi politik. Kontes Miss World semakin
menegaskan bahwa Indonesia masih terjajah. Tak ubahnya model kontes
Miss World merupakan cara mudah mereguk keuntungan materi. Di sisi lain,
negara penganut demokrasi ini gagal melindungi rakyatnya. Gagal
melindungi dari degradasi dan kebejatan moral kehidupan.
Yang patut dikritisi dari penolakan kontes ini adalah sikap negara.
Meskipun gelombang penolakan dari umat di mana-mana. Pemerintah tetap
adem ayem. Memang menjadi karakter negara demokrasi dengan memberikan
kebebasan kepada siapa pun. Tanpa memahami kebebasan apa yang dibolehkan
dan dibatasi. Sistem demokrasi melegalkan apa pun, selama tidak
mengganggu kepentingan publik. Begitu pula dalam hukum positif, kontes
ini tidak ada yang bertentangan. Hal inilah menunjukan bahwa demokrasi
merupakan sistem yang bobrok dan tidak layak mengatur manusia.
Oleh karena itu, siapa pun yang menolak kontes ini hendaknya memahami
betul penolakannya. Penolakan yang didasari dari kedalaman iman. Serta
kecerdasan memahami fakta dan memberikan hukumnya. Maka semakin
runyamlah jika kontes ini didasarkan bukan dalam kacamata iman dan
Islam. Karena tembok besar yang dihadapi umat saat ini adalah sikap
penguasa. Penguasa begitu konsisten menjaga dan melindungi kontes ini.
Inilah buah penerapan demokrasi yang tidak layak mengatur kehidupan umat
manusia.
Sebuah Pelajaran
Setiap peristiwa pasti ada hikmah dan pelajaran berharga. Begitu pula
pelaksanaan kontes Miss World 2013. Pelajaran yang dapat diambil antara
lain: negeri kaum Islam akan senantiasa dijadikan sasaran penjajahan,
liberalisasi budaya dan agama, semakin hipokrit negara demokrasi dalam
melindungi rakyatnya dari marabahaya. Tidak kalah penting hendaknya umat
sadar bahwa kehidupan mereka akan senantiasa sengsara dan dalam kondisi
sakit.
Siapa pun yang masih merasa beriman dan kehidupannya dikoyak oleh
musuh Islam. Maka bangkit dan bergeraklah karena dorongan keimanan.
Kontes Miss World dan kontes lainnya tidak akan memberikan keberkahan
dalam hidup. Justru mengundang adzab Allah dan dosa besar. Dosa itu akan
dipikul oleh orang-orang yang mendukung acara ini. Serta manusia
lainnya yang tidak ikut mendukung akan terkena debu-debu adzab.
Maka sadarlah wahai penguasa yang masih beriman kepada Allah dan hari
kiamat. Serta siapa pun anda umat Islam. Jangan sampai karena
ketidaktahuan kita, malahan menjadi pendukung kontes ini. Ingatlah kaum
perempuan adalah kehormatan yang seharusnya dilindungi. Jangan sampai
mereka tergadaikan hanya karena keuntungan meteri dan limpahan harta
semata. Apakah kita tidak sadar bahwa perempuan adalah kaum ibu kita,
kaum anak perempuan kita, kaum kakak dan adik kita. Apakah kita rela
mereka dihinakan? Sementara kehormatannya menjadi rendah.
Serendah-rendahnya binatang melata? Tentu jawabnya tidak.
Pelajaran yang penting dan paling penting adalah esensi umat ini
butuh syariah. Umat sudah menginginkan diatur kembali Syariat Islam yang
menaungi kehidupannya. Umat sudah capek dan muak diatur demokrasi. Yang
ide demokrasi bertentangan dengan Islam. Syariah inilah yang tidak
hanya melindungi perempuan. Lebih dari itu akan melindungi umat manusia.
Syariah Islam yang memuliakan wanita dengan perannya. Serta menjadi
mereka sebagai pendidik dan pencetak generasi emas Islam.
Islam yang mulia itu tidak akan pernah berwujud. Jika tidak ada
Khilafah yang menerapkan dan melindungi umat manusia. Maka umat
seharusnya sadar sesadarnya bahwa semua alasan pelegalan kontes Miss
World merupakn bentuk kegagalan intelektual. Serta kegagalan sistem
demokrasi dalam melindungi umat manusia. Tiada pilihan lagi bagi
semuanya, baik ormas ataupun elemen umat untuk secara berjamaah, guyub
dan rukun membangun Khilafah. Insya Allah segala daya upaya dari musuh
Islam akan dibabat habis dan dihadang dengan kekuatan Islam. wallahu a’lam bisshawwab.
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/09/07/alasan-politis-menolak-miss-world-2013/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar