Fatimah
Az-zahra: Penghulu Wanita Alam Semesta
Fatimah Azahra, Adalah puti Rasul dari istri Saidina Khodijah. Fatimah adalah
putri kesayangannya hingga belaiu bersabda: “Fatimah adalah sebahagian
daripadaku. Barang siapa yang membuat dia marah, akan membuat aku marah.”
[a-Bukhari, Jilid II, hlm.185] Fatimah dilahirkan pada 20 Jamadil Akhir di
Mekah yaitu pada Hari Juma’at, tahun kelima selepas kerasulan Nabi Muhammad
S.A.W. Fatima ialah anak yang keempat, adik dari Zainab, Ruqaya, dan Ummi
Kalsum.
Kelahiran
Fatimah AH amat menggembirakan Rasulullah SAW. Beliau bersabda tentang Fatimah:
“Dia adalah daripadaku dan aku mencium bau syurga dari kehadirannya.”[Kasyf
al-Qummah, Juzuk 2, hlm.24]. Fatimah as memiliki beberapa sebutan mulia,
disamping banyak nama dan sebutan lain yang disematkan pada pribadi agung ini.
Di antaranya ialah; Fatimah, Zahra, Muhaddatsah, Mardhiyah, Siddiqah Kubra,
Raihanah, Bathul, Rasyidah, Haura Insiyah (bidadari berbentuk manusia), dan
Thahirah. Allamah al-Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar menukil sebuah riwayat
dari Imam Jakfar Shadiq as, yang menyatakan bahwa “Ia dinamakan Fatimah, karena
tidak terdapat keburukan dan kejahatan pada dirinya. Apabila tidak ada Ali as,
maka sampai hari kiamat tidak akan ada seorang pun yang sepadan dengannya
(untuk menjadi pasangannya)”. (Bihar al-Anwar, jilid 43, hal 10)
Imam Ali as
berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ia dinamakan Fatimah, karena
Allah Swt akan menyingkirkan api neraka darinya dan dari keturunannya. Tentu
keturunannya yang meninggal dalam keadaan beriman dan meyakini segala sesuatu
yang diturunkan kepadaku.” (Bihar al-Anwar, jilid 43, hal 18-19)
Fatimah
menjadi saksi di malam Rasululah hijrah, yaitu ketika Ali menggantikan Rasul di
tempat tidurnya untuk mengelabui orang-orang kafir qurais yang tengah mengepung
rumah Rasul. Saat itu Fatimah tengah menginap di di rumah ayahandanya dan
mengetahui semua kejadian tersebut. Fatimah bertahan pada malam itu dengan
penuh perjuangan, kesabaran, dan keberanian segala kemungkinan yang akan
berlaku kepada mereka.
Dalam
peperangan juga Fatimah menjadi saksi terutama ketika Rasul terluka di dahi dan
gigi yaitu saat perang uhud. Setelah perang berakhir, Fatimah
a.s. menemui ayahandanya Rasulullah S.A.W, dan membersihkan wajah baginda dari
luka-luka. Dalam peperangan ini juga, Fatimah a.s. menyaksikan bapa saudara
ayahnya, Hamzah syahid di medan perang.
Fatimah as
mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun. Setelah ibunda
kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih
berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan
ibundanya bagi ayahnya itu. Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah
menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh
orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang
ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang
Quraisy ke arah ayahanda tercinta.
Fatimah
senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat
menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya
dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang
sedemikian tercurah kepada ayahandanya.
Apakah
saidina Fatimah di manjakan oleh Rasul karena beliau adalah putri kesayanganya?
Ternyata tidak. Pernah suatu ketika Fatimah meminta seseorang agar membantu pekerjaan rumah tangganya. Namun yang di katakan
Rasul adalah “Anakku tersayang, aku tak dapat meluangkan seorang pun di antara
mereka yang terlibat dalam pengabdian ‘Ashab-e Suffa. Sudah
semestinya kau dapat menanggung segala hal yang berat di dunia ini, agar kau
mendapat pahalanya di akhirat nanti.” Dan Rasul juga pernah bersabda bahwa jika
fatimah mencuri maka ayahnya yang akan memotong tanganya. Itulah ketegasan
Rasul.
Fatimah
menikah dengan saidina Ali bin Abi Thalib yang dianugerahi lima orang anak,
tiga putra: Hasan, Husein, dan Muhsin, dan dua putri: Zainab dan Umi Kalsum.
Hasan lahir pada tahun ketiga dan Husein pada tahun keempat Hijrah. Muhsin
meninggal dunia waktu masih kecil. Fatimah wafat setelah 8 bulan Rasulullah
wafat tepatnya ada yang mengatakan tempat pemakamanya tidak di ketahui karena
memang Fatimah pernah berwasiat agar pemakamanya dirahasiakan. Agar tidak
banyak orang yang mengetahu. Itulah kisah seorang putri Rasul yang menjadi
kesayangan Rasulullah dan menjadi saksi hidup perjalanan Rasul.
Meskipun kehidupan beliau sangat singkat, tetapi
beliau telah membawa kebaikan dan berkah bagi alam semesta. Beliau adalah
panutan dan cermin bagi segenap kaum wanita.
Beliau adalah pemudi teladan, istri tauladan dan figur yang paripurna bagi
seorang wanita. Dengan keutamaan dan kesempurnaan yang dimiliki ini, beliau
dikenal sebagai “Sayyidatu Nisa’il Alamin”; yakni Penghulu Wanita Alam Semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar